Kali ini kami akan share bagaimana cara membuat kompos dengan Teknik Takakura yang kami ambil dari beberapa sumber di internet.
-Sejarah Takakura
Sebelum
kita masuk ke cara pembuatanya, kita juga harus tau juga tentang sejarahnya dan
berikut adalah sejarahnya: Keranjang kompos Takakura adalah hasil penelitian
dari seorang ahli Mr. Koji TAKAKURA dari Jepang. Mr. Takakura melakukan
penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama
kurang lebih setahun, Mr. Takakura bekerja mengolah sampah dengan membiakkan
bakteri tertentu yang ’memakan’ sampah organik tanpa menimbulkan bau dan tidak
menimbulkan cairan.
Dalam pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk menemukan bakteri yang sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis bakteri yang dikembang biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan starter kit bagi keranjang Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura menemukan keranjang yang disebut ’Takakura Home Method’ yang dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama ‘Keranjang Takakura.’
Dalam pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk menemukan bakteri yang sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis bakteri yang dikembang biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan starter kit bagi keranjang Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura menemukan keranjang yang disebut ’Takakura Home Method’ yang dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama ‘Keranjang Takakura.’
Selain Sistem Takakura
Home Method, Mr. Takakura juga menemukan bentuk-bentuk lain ada yang berbentuk
’Takakura Susun Method’, atau modifikasi yang berbentuk tas atau kontainer.
Penelitian lain yang dilakukan Takakura adalah pengolahan sampah pasar menjadi
kompos. Akan tetapi Takakura Home Method adalah sistem pengomposan yang paling
dikenal dan disukai masyarakat karena kepraktisannya.
Mr. Takakura, melakukan
penelitian di Surabaya sebagai bagian dari kerjasama antara Kota Surabaya dan
Kota Kitakyushu di Jepang. Kerjasama antar kedua kota difokuskan pada
pengelolaan lingkungan hidup. Kota Kitakyushu terkenal sebagai kota yang sangat
berhasil dalam pengelolaan lingkungan hidup. Keberhasilan kota Kitakyushu sudah
diakui secara internasional. Karena keberhasilan kota Kitakyushu itulah kota
Surabaya melakukan kerjasama pengelolaan lingkungan hidup. Bentuk kerjasama
berupa pemberian bantuan teknis kepada kota Surabaya.
Sampah yang bisa
diolah
·
Sisa sayuran.
Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya. Untuk sayuran yang bersantan, lakukan hal yang sama.
Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya. Untuk sayuran yang bersantan, lakukan hal yang sama.
·
Sisa nasi.
·
Sisa ikan, ayam, kulit
telur dll.
·
Sampah buah yang lunak
(anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang
keras seperti kulit salak.
Takakura merupakan salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga maupun skala kawasan dengan menggunakan Keranjang Takakura, alat sederhana berbentuk keranjang dimana dapat menampung sampah organic rumah tangga seperti sisa nasi, sayuran dan sampah organic lainnya dan mengubahnya menjadi kompos. Metode takakura ini terbukti memiliki keunggulan karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan sampah domestic yang dibuang oleh rumah tangga sehari ? hari, sehingga sampah organic skala rumah tangga dapat dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak banyak menyita waktu dalam pengelolaannya, serta hasilnya pun dapat langsung dimanfaatkan.
-Berikut Cara Pembuatanya
Yang akan kita buat sekarang ini adalah keranjang Takakura versi yang sangat mudah.
Barang-barang yang musti disiapkan:
1. Keranjang laundry dengan tutupnya 1 buah. Harganya kurang lebih Rp 80.000.
2. Kantung jaring untuk penutup nasi (bisa dibeli di tukang kelontong di pasar tradisional) 2 buah @Rp 5.000.Barang-barang yang musti disiapkan:
1. Keranjang laundry dengan tutupnya 1 buah. Harganya kurang lebih Rp 80.000.
3. Sekam 4 kantung (beli di tukang tanaman) Rp 10.000
4. Kardus aqua (gratis atau beli kardus bekas Rp 1.500 di warung).
5. Benang dan jarum untuk menjahit bantal sekam.
6. Plester lebar untuk kardus
7. Tanah pekarangan dua sekop
8. Kain penutup keranjang (buat sendiri yah hehehe..)
Cara membuatnya:
1. Kardus aqua diplester tegak ke empat sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya dipotong sedikit supaya tingginya pas dengan keranjangnya.
2. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas semampunya anda OK?? Bentuk akhir mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus. Buat dua buah.
3. Kardus aqua ddimasukkan kedalam keranjang. Tekan-tekan supaya masuk dan pas sehingga keranjang bisa ditutup. Masukkan satu buah bantal sekam didasar keranjang. Ini gunanya supaya cairan sampah dan kompos tidak merembes.
4. Tuang sekam 1 kantung kedalam keranjang. Masukkan tanah satu sekop tangan dari halaman anda sebagai bio starter. Tutup dengan bantal sekam yang satu lagi
5. Simpan satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini. Sekam ini untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang. Sekam ini juga ditambahkan kalau isi keranjang terlalu basah
6. Keranjang takakura anda sudah siap untuk menerima sampah organik!!!
1. Kardus aqua diplester tegak ke empat sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya dipotong sedikit supaya tingginya pas dengan keranjangnya.
2. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas semampunya anda OK?? Bentuk akhir mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus. Buat dua buah.
3. Kardus aqua ddimasukkan kedalam keranjang. Tekan-tekan supaya masuk dan pas sehingga keranjang bisa ditutup. Masukkan satu buah bantal sekam didasar keranjang. Ini gunanya supaya cairan sampah dan kompos tidak merembes.
4. Tuang sekam 1 kantung kedalam keranjang. Masukkan tanah satu sekop tangan dari halaman anda sebagai bio starter. Tutup dengan bantal sekam yang satu lagi
5. Simpan satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini. Sekam ini untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang. Sekam ini juga ditambahkan kalau isi keranjang terlalu basah
6. Keranjang takakura anda sudah siap untuk menerima sampah organik!!!
Tips:
1. Keranjang ini cocok untuk keluarga kecil atau anak kost/single. Keranjang malahan bisa disimpan dalam kamar kost, walaupun saya tidak sarankan karena kadang keranjang didatangi semut-semut. Simpan keranjang di tempat teduh. Jangan lupa menyapu area bawah keranjang secara berkala supaya tidak banyak semut atau ceceran sekam disekitarnya.
2. Sampah yang dimasukkan keranjang sebaiknya berupa daun-daunan/sayuran/buah. Tidak disarankan membuang sisa-sisa protein/tulang/ayam/ikan/daging walaupun beberapa orang mencoba membuangnya di keranjang takakura dengan hasil yang bagus. Keranjang yang berfungsi baik pembusukan berjalan cepat, tidak berbau, suhunya hangat. Malahan pada pagi hari kalau keranjang dibuka terlihat keluar uap hangat. Iris-iris sampah supaya penguraiannya cepat.
3. Buang sampah organik dapur dibaskom saringan dalam bak cuci piring. Biarkan sampah terguyur air cucian piring. Tutup dengan penutup. Gunanya supaya sampah sayuran tercuci dan telur-telur lalat tercuci untuk mencegah tumbuh belatung di keranjang takakura.
4. Kalau sampah di baskom saringan sudah penuh baru masukkan ke dalam keranjang takakura. Tutupi lagi dengan sekam baru beberapa sekop. Ini membuat pembuangan sampah lebih praktis (misalnya 2 kali sehari). Prinsip dalam membuat kompos adalah ‘bom organik’ yaitu membuang sampah dalam jumlah besar setiap kalinya, daripada membuang sampah sedikit-sedikit ke dalam keranjang. Setelah itu guyur sampah dengan air sedikit saja supaya pembusukan terjadi. Lebih bagus kalau airnya cucian beras atau air manis/gula.
5. Perhatikan perbandingan sekam/tanah dengan sampah, harus seimbang. Kalau isi keranjang mulai penuh atau berair masukkan sekam dan tanah yang baru. Lama kelamaan anda akan bisa mengira-ngira supaya pengomposan terus terjadi.
6. Kalau proses pengomposan terjadi dengan baik, sisi luar keranjang akan terasa hangat kalau disentuh. Karena proses pengomposan ini ‘aerob’ atau membutuhkan oksigen, isi keranjang sebaiknya diaduk-aduk dengan sekop tangan setiap hari.
7. Kalau keranjang sudah penuh (cukup lama, bisa 3-4 bulan tergantung volume sampah anda) biarkan saja keranjang ini dan gunakan keranjang lain untuk membuang sampah anda (jadi buat dua keranjang takakura). Kompos didalam keranjang pertama lama kelamaan akan mengering dan terperam. Kalau sudah kering isi keranjang ini bisa dihamparkan disekitar pohon buah anda atau untuk tanaman hias setelah terlebih dahulu dicacah (saya tidak melakukannya, tapi langsung disebar).
8. Cara lain isi keranjang yang sudah penuh dituang keatas karung plastik. Sampah yang belum terurai dimasukkan lagi kedalam keranjang. Sampah yang sudah terurai (kompos) diangin-anginkan diatas karung plastik di tempat teduh sampai mengering (jangan dijemur) kurang lebih seminggu. Kalau sudah kering bisa disebar di kebun anda.
Selamat mencoba!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar